Semarang (29/8/2022) – Penurunan kejadian stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang merupakan salah satu program nasional Pemerintah Indonesia. Guna mendukung program ini, Asian Development Bank (ADB) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI memberikan hibah penelitian kepada 12 tim riset di provinsi untuk menganalisis data Riskesdas 2018 dan SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) 2021. Tim Riset Jawa Tengah terdiri dari 12 dosen dan peneliti dari Universitas Diponegoro (FK dan FKM), Universitas Jenderal Soedirman, Poltekkes Semarang, Balitbangkes Magelang dan BRIN, dipimpin oleh dr. Martha Irene Kartasurya, MSc, PhD dari Prodi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Kegiatan diseminasi ini diadakan secara hybrid, dalam bentuk pertemuan luring di Hotel Wimarion Semarang untuk peserta dari Kota Semarang dan pertemuan daring menggunakan aplikasi zoom meeting untuk peserta dari seluruh Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Peserta pertemuan terdiri dari perwakilan Bappeda, Dinas Kesehatan, BKKBN/DP3AKB, Dinas Pertanian, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dispermades dari semua Kabupaten di Jawa Tengah dan Pemimpin Perguruan Tinggi yang keseluruhannya berjumlah 120 orang.
Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Ibu Yuni Wahyuningtyas, SKM, MKes. Beliau menyampaikan dalam sambutannya bahwa Dinas Kesehatan menyambut baik adanya kegiatan penelitian ini sebagai sarana berbagi informasi dan solusi untuk mempertajam strategi intervensi yang selama ini sudah dilaksanakan dan diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting di Jawa Tengah. Adapun, Plt Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Bapak Ir. Agung Tejo Prabowo, MM dalam sambutannya menambahkan bahwa harapannya hasil penelitian dan rekomendasi ini dapat masuk dalam RPJPD (2025-2045) dan RPJMD (2024-2026) yang saat ini sedang disusun. Acara ini sekaligus dibuka oleh Plt Kepala Bappeda Jawa Tengah, Bapak Ir. Agung Tejo Prabowo, MM.
Pemaparan hasil penelitian disampaikan oleh Ketua Tim Riset Jawa Tengah, dr. Martha Irene Kartasurya, M.Sc, Ph.D. Disampaikan bahwa usia ibu, berat badan lahir dan panjang badan lahir merupakan faktor risiko stunting yang penting pada baduta. Selain itu, determinan penurunan stunting pada baduta di tingkat kabupaten/kota provinsi Jawa Tengah dari intervensi spesifik adalah cakupan kelas ibu balita, cakupan imunisasi dasar lengkap, cakupan suplementasi vitamin A dan cakupan PMT pemulihan ibu hamil KEK. Dari intervensi sensitif, determinan penurunan stunting yaitu cakupan keluarga 1000 HPK kelompok miskin penerima BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai), cakupan desa menerapkan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) dan cakupan keluarga yang ikut bina keluarga balita (BKB).
Setelah itu, pemaparan dilanjutkan dengan presentasi policy brief oleh anggota Tim Riset Jawa Tengah. Terdapat 5 topik policy brief yang dikemukakan yakni mengenai peningkatan peran pemberian ASI eksklusif, Integrasi program kelas ibu balita dan Bina Keluarga Balita, optimalisasi Kawasan Rumah Pangan Lestari, Optimalisasi program BPNT dan Penguatan 8 Aksi Konvergensi percepatan stunting di Jawa Tengah. Dari hasil diskusi bersama, diharapkan indeks risiko stunting dapat diterapkan secara nyata dan faktor risiko stunting yang ditemukan dapat diperbaiki sehingga menjadi langkah nyata untuk pencegahan stunting di Jawa Tengah.